Pencarian Karakter Sebuah Band
Untuk
membuat sebuah band yang mungkin bagi sebagian orang di anggap mudah bisa jadi
sebuah statement yang layak di garis bawahi dan mungkin saja itu menjelma
menjadi sebuah kebenaran yang disisi lain bagi sebagian pemusik itu sendiri
menganggap itu suatu kesalahan besar, dan masih menurut mereka itu juga
berujung pada opini publik yang mengatakan bahwa bermusik itu hanya sekedar
bernyanyi, memainkan alat musik dan menyampaikan pesan yang terkandung dalam
lirik lagu tersebut, meski itu bukan kebulatan mutlak omongan dari semua
musisi. Kalau ditinjau dari sudut pandang pelaku musik yang kurang memahami
bagaimana tujuan yang seharusnya mereka tindak lanjuti setelah sebuah band itu
bisa dikatakan eksis di scene-nya hal semacam dianggap masih dalam batas suatu
kewajaran kalau sebagian dari mereka menganggap hal tersebut seperti itu.
Disini karakter band memang perlu di perhatikan tanpa mengesampingkan
peningkatan skill dan performance maupun attitude.
Yang terjadi saat ini memang
banyak terjadi kesamaan ciri, konsep dan irama musiknya, itu bisa menjadikan
karakter band – band tersebut kelihatan sama. Dan yang tak kalah penting
sepertinya adalah mengedepankan orisinalitas konsep musik yang membuat image
melekat pada mereka, mungkin bisa dibilang karena keberhasilan mereka mengolah
orisinalitas musik mereka dengan agak menyingkirkan perasaan bahwa apakah musik
mereka bisa diterima atau tidak, laku apa tidak. Namun apa yang justru terjadi
dalam realitanya??band semacam itu malah dianggap band yang punya karakter dan
punya nilai plus. Proses yang dialaminyapun tidak sebentar, sebab penjajakan
demi penjajakan dilakukan tidak dalam waktu yang sama. Walau berangkatnya pasti
tidak dengan mudah menjadi band yang besar dan matang dengan sangat cepat atau
dengan kata lain sebagai band instant, dan otomatis ketenggelaman band bisa
lebih ditunda meskipun setiap band pasti akan mengalami keanjlokan prestasi
sebab semua pasti sudah pada tahu, yaitu roda kehidupan selalu berputar, kadang
ada di atas kadang juga ada di bawah. ‘kepastian’ ini tidaklah menjadikan
penyiut nyali dan rasa pesimistis yang tinggi, namun hendaklah dianggap setiap
start pasti ada finisnya, hanya saja bisa menjadi juara atau sekedar runner up
maupun peringkat berikutnya itu tergantung dari diri mereka masing - masing.
Sikap
monoton dan statis dalam mengkorek ide malahan bisa menjadikan band tersebut
terkesan jalan ditempat, karena yang biasanya akan terjadi justru pengkristalan
ide-ide yang dirasa kurang berkarakter atau sekedar copycat terhadap band –
band yang telah ada sebelumnya, kalau masalah punya kesamaan dengan band
influence atau yang punya pengaruh terhadap apa yang selama ini dikonsep
sebenarnya wajar sebagai manusia, hanya apakah hal semacam ini menjadi sesuatu
yang dengan rela bisa diterima?? Tidak juga rasanya, dengan terus mengembangkan
dan menggali sesuatu yang telah ada bisa dipastikan akan lahir ide –ide yang
keluar meski itu bukanlah sesuatu yang fresh namun setidak – tidaknya
memperlihatkan jati diri dari band tersebut. Untuk berbicara dalam konteks
disini memang idealis agak sedikit dikesampingkan namun tidaklah juga di
hilangkan karena perlu diakui idealism seseorang ataupun band dapat berfungsi
sebagai pengontrol diri. Karena memang seorang musisi harus punya prinsip dan
struktur pola pikir yang matang dan tanpa ada rasa menyerah terhadap apa yang
dilakukannya. Dan penemuan sesuatu yang sebenarnya bukan hilang namun belum
ketemu itu pada setiap band punya jangka waktu yang berbeda – beda, ada yang
hanya beberapa tahun sudah menemukan sesuatu yang juga sebagai label paling
depan itu meski kalau dilihat dari skill dan kemampuan tidak terlalu genius,
namun begitu juga sebaliknya.
Sebenarnya
apa yang seharusnya di capai sebuah band yang mengacu pada hasil akhir dalam perjalanan
mereka memang selalu tergantung publik audiencenya meski itu tidak mutlak,
karena sebuah karakter yang telah terbentuk dan punya kecenderungan
mengindikasikan bahwa siapa sebenarnya mereka dengan sendirinya akan menjadi
sorotan publik, dan akhirnya mereka semua punya rasa keingintahuan terhadap
band tersebut. Memangsih disini orang yang berpola pikir semacam itu malah
dianggap rockstar dan individualis karena memang itu terlihat mencolok sekali
perbedaannya di scene mereka sendiri, padahal kalau dikaji lebih dalam lagi itu
malah menambah keaneka ragaman genre di scenenya dan jelas mengetengahkan kalau
band tersebut bergerak lebih maju selangkah. Sebenarnya garis besarnya sendiri
dari segi musikalitas dan image sebuah band, pembentukan karakter jelas- jelas
perlu di pertimbangkan dari pada sekedar mencari pujian karena attitude yang
dirasa sangat janggal sekali
dimasyarakat biasa kita ini. Apalagi banyak sekali band yang belum berkarakter
dan cenderung asal garang sudah menghujat pihak lain tanpa mau bercermin
sebenarnya mereka sudah sampai apa? Dan hal semacam ini sudah menjadi rahasia
umum karena media mencemooh itu juga adalah juga media cetak yang mungkin ini
merupakan macam media yang paling tenar di scene lokal kita. Contoh lain yang
dapat menunjukkan band tersebut sudah berhasil melampaui apa yang di sebut
berkarakter antara lain selalu ada orang sudah pasti menyebut band tersebut
walau hanya dengan mendengarkan intro maupun statementnnya di majalah atau
media lainnya. Namun begitu tidak bisa dipungkiri sebuah karakter tersebut
dapat terkikis oleh usia seorang pelaku musik.
Tidak ada komentar