Pelaksanaan pendidikan secara online di masa pendemi
Tidak terasa kondisi pandemi Covid-19 sudah berlalu 1,5 tahun lamanya, semua merasakan dampaknya baik dari sektor ekonomi, pendidikan maupun perbankan. Untuk saat ini tidak ada yang mempunyai kuasa untuk mengakhiri pandemi dengan situasi yang selau sama di setiap harinya. Khusus untuk sektor pendidikan inilah yang paling terasa dampaknya, bisa dilihat secara kasat mata kalau pendidikan di Indonesia mengalami kemunduran, kemerosotan kemampuan akademis generasi penerus perjuangan pahlawan bangsa Indonesia ini, sistem pendidikan di paksa untuk berubah drastis dengan sistem yang belum pernah di gunakan sebelumnya, sistem tersebut bukan lain adalah pembelajaran jarak jauh atau daring yang mengandalkan kemajuan teknologi, yang secara umum tidak semua lapisan masyarakat mempunyai kemampuan dan strata yang sama. Di satu sisi sebenarnya sangat penting sekali untuk mengikuti perkembangan teknologi di era serba digital ini, namun untuk saaat ini justru mayoritas masyarakat belum melek perkembangan teknologi. Beberapa pengajar pun juga sempat memberikan keluh kesah tentang sulitnya memahami teknologi yang dipakai dalam menunjang kegiatan belajar mengajar secara online ini. Namun berbeda dengan pendapat salah pengajar PAI di SMK Choirul Hidayah yang mengatakan kalau setiap kebijakan pasti ada plus minusnya, sebagai contoh kemampuan berpikir peserta didik yg sudah tinggi dan mandiri, pembelajaran daring ini justru dapat meningkatkan kualitas individu, namun bagi yg punya kemampuan berpikir menengah ke bawah justru akan merasakan kesulitan.
Kembali ke pembelajaran jarak
jauh secara online atau daring, Terlalu lama dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar secara daring atau online berdampak kepada pelajar itu sendiri secara
heterogen, meski dampaknya ada beberapa yang bersifat positif namun dampak negative
inilah yang justru lebih mendominasi. Banyak kalangan masyarakat juga sudah
mulai mengeluhkan kondisi yang di akibatkan oleh system kegiatan belajar
mengajar yang sekarang masih berjalan secara online ini, kejenuhan yang di
alami menjadi sesuatu yang dirasakan secara massal, ”kondisi ini membikin bosan
dan dalam menyerap pun materi menjadi sulit, beberapa mata pelajaran yang membutuhkan kerja
secara praktik menjadi terhambat karena minimnya waktu praktik secara langsung”
kata Fabian pelajar MtsN di kota Sukoharjo, salah satu ungkapan dari pelajar
tersebut bisa menjadi perwakilan untuk pelajar-pelajar yang lain meski masih
banyak juga keluhan yang di sampaikan sampai saat ini. Mengamini dari pendapat
tersebut juga di lontarkan Bapak Risdiyanto salah satu guru SMK di sukoharjo
yang juga merasakan hal yang sama terhadap anak-anak di lingkungannya mengatakan
“Karena kebosanan itulah justru sifat
malas lebih tertanam pada diri pelajar saat ini”. Ibu Sri mulyani menambahkan
kalau saat ini semakin berkurangnya pembentukan karakter dan menurunnya
perilaku yang mencerminkan akhlak budi pekerti pelajar karena tidak adanya
sentuhan langsung dari guru yang mengajar.
Sebenarnya kita bisa mengakali
kondisi ini, atau setidaknya bisa mengurangi dampak negatif dari pandemi ini,
peran orang tua di harapkan lebih ekstra keras dalam mendampingi anaknya melaksanakan
kegiatan belajar mengajar yang hampir 100% di lakukan di rumah, mengawal dalam
menerima materi dari guru atau mendampingi saat mengerjakan dan mengumpulkan
tugas dari guru sersebut. Namun hal tersebut juga tidak semudah dalam
membalikkan kedua tangan, karena kewajiban orang tua dalam membayar tanggung
jawab bekerja tersebut menjadi pokok permasalahan yang baru. Dan akhirnya
banyak kegiatan pelajar dirumah menjadi terlantar karena kebosanan dan kebingungannya
dengan apa yang harus dilakukan pelajar tersebut secara mandiri dan setiap
hari. Hal ini pernah di lontarkan oleh
guru yang lain, Pak Prasetyo mengatakan “kondisi
ini menjadikan kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pelajar yang berhubungan
dengan kegiatan belajar belajar”. Namun begitu yang agak berbeda sempat di
lontarkan sebuah pendapat tentang penanganan kegiatan belajar mengajar secara
online ini, salah satu ibu rumah tangga yang memahami kondisi ini justru
berpendapat lain, kalau orang tua harus mau berperan sebagai guru ketika ada materi yang
di sampaikan guru yang harus di kerjakan oleh anaknya, walaupun sebenarnya itu
juga akan menunda pekerjaan utama yang di lakukan di rumah, namun hal tersebut
perlu di lakukan demi anak-anaknya yang akan menjadi generasi penerus bangsa.
Memang tidak ada yang bisa di
salahkan dalam hal ini, karena kondisi ini di sebabkan oleh pandemic secara
global yang entah sampai kapan ini akan berakhir, namun sebagai masyarakat yang mengerti situasi
seperti saat ini, kita di hendaknya
memberikan pencerahan kepada orang lain terutama pada sector pendidikan, agar
dunia pendidikan di Indonesia masih terjaga dan melahirkan generasi-generasi
maju berikutnya. Upaya yang di lakukan pemerintah maupun lapisan masyarakat
yang lain yang terus gencar dalam mencegah penularan covid-19 ini sangat perlu sekali
di dukung, agar pandemi ini segera berakhir. Selain itu kita juga perlu berpola
hidup bersih agar kehidupan akan kembali
normal seperti keadaan sebelumnya dan tentu saja kegiatan belajar mengajar yang
di lakukan secara kolaboratif antara tatap muka dan online demi kemajuan pendidikan
di Indonesia.
Semangat memajukan pendidikan Indonesia.... tidak ada kebaikan yang sia sia.... semoga pandemi segera berlalu.... pendidikan semakin maju 🙏
BalasHapusAamiin.. semoga berlalu
HapusSelalu berdoa untuk kesembuhan negeri ini.. Aamiin
BalasHapus